Presiden
Tegaskan 2019 Pemerintah Fokus Pada Pembangunan SDM
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
menggelar sidang kabinet paripurna bersama seluruh jajarannya di Istana Negara,
Jakarta. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2019 merupakan bahasan utama
pada rapat kali ini.
Kepada jajarannya, Kepala Negara mengingatkan bahwa
mulai tahun 2019 mendatang, pemerintah harus mulai memberikan fokus perhatian
kepada pembangunan sumber daya manusia.
“Tahapan kedua setelah pembangunan infrastruktur di
kerja besar kita adalah pembangunan sumber daya manusia.
Kementerian-kementerian harus mulai merancang apa yang akan dikerjakan dalam
kerja besar pembangunan sumber daya manusia,” ucapnya pada Senin, 12 Februari
2018.
Dalam kaitannya dengan momentum pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang semakin meningkat dari sebelumnya 5,06% pada triwulan ketiga
2017 menjadi 5,19% di triwulan keempat, Presiden juga berharap agar kinerja dan
momentum ini untuk dapat terus dipertahankan.
Demikian halnya dengan konsumsi rumah tangga yang
diharapkan semakin membaik seiring dengan implementasi program padat karya
tunai yang telah digulirkan di sejumlah daerah.
“Untuk hal ini, saya telah melihat kemarin beberapa
titik oleh kementerian PU, satu titik oleh kementerian Desa, dan saya belum
lihat kementerian lain. Program padat karya dari kementerian yang lain agar
disampaikan untuk bisa dilihat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden kembali menyampaikan kepada
jajarannya bahwa kunci untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi agar dapat lebih
meningkat ialah meningkatkan investasi dan ekspor. Untuk itu, jajaran
pemerintah diminta untuk tetap berupaya memperbaiki iklim kemudahan berusaha
dan investasi dari pusat hingga ke daerah.
“Kita sedang adu kecepatan dengan negara lain yang
juga melakukan langkah-langkah yang hampir sama seperti kita. Kalau kita
terlambat, kita tertinggal dan investasi akan beralih ke negara-negara lain
yang menawarkan iklim yang lebih baik. Padahal kita butuh tambahan lapangan
pekerjaan yang baru untuk mengatasi pengangguran,” ucapnya.
Selain itu, Presiden menyampaikan bahwa ekspor
memiliki kontribusi 20,37% dari PDB. Oleh karenanya, untuk meningkatkan ekspor,
Kepala Negara menginstruksikan jajaran terkait untuk menghasilkan
langkah-langkah terobosan. Salah satunya ialah dengan mempercepat penyelesaian
hambatan-hambatan yang dialami oleh para eksportir.
“Kita juga harus mulai melibatkan pelaku usaha dan
BUMN untuk menggarap pasar-pasar ekspor nontradisional. Para duta besar,
konjen, konsul, dan atase perdagangan juga harus memperkuat diplomasi ekonomi
dan intelijen ekonomi kita agar mereka menjadi ujung tombak promosi, ruang
promosi, dan jeli melihat peluang ekspor,” sambungnya.
Sebagai arahannya yang terakhir, Presiden Joko Widodo
memperingatkan agar proyek-proyek strategis nasional yang belum selesai pada
tahun 2017 lalu untuk dapat diselesaikan dengan segera. Adapun untuk sejumlah
proyek strategis nasional yang akan dimulai pada 2018 ini, ia meminta agar
jajarannya dapat memberikan kepastian eksekusinya di lapangan.
“Untuk itu saya minta Menko Perekonomian mengevaluasi
lagi program-program atau proyek yang bisa dieksekusi dan mana yang memang
tidak mungkin dilaksanakan. Ini harus diputuskan cepat,” kata Presiden.
Jakarta, 12 Februari 2018
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin
Posting Komentar